INDOALERT!

::agregat berita bencana dan kedaruratan::

INDONESIAGA!, daily updated Indonesia alert map
PETUNJUK PENGGUNAAN PETA: klik mouse kiri dua kali untuk zoom-in, klik mouse kanan dua kali untuk zoom-out. Klik marker pada peta dan klik tanda plus (+) untuk melihat deskripsi. Click-and-drag untuk menggeser peta atau gunakan tool navigasi di pojok kiri atas.

Monday 14 April 2008

Warga Lereng Merbabu Waswas [radar solo]

Serangan Satwa TNGM MengancamBOYOLALI-Tidak hanya tanah longsor yang membuat khawatir warga yang tinggal di sekitar Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM). Jika musim kemarau warga juga harus mewaspadai serangan satwa penghuni TNGM seperti macan dan kera ekor panjang. Menurut Kepala Balai TNGM Untung Suprapto, terdapat empat desa yang terancam diserang hewam-hewan hutan tersebut, yaitu Desa Kopeng dan Batur, Kecamatan Getasan, Semarang, Desa Kenalan, Kecamatan Pakei, Magelang, dan Desa Tarubatang, Kecamatan Selo, Boyolali. "Biasanya hewan tersebut menyerang tanaman sayur milik petani. Karena jika musim kemarau sudah sampai pertengahan persediaan makanan di hutan seringkali kurang. Sehingga untuk dapat bertahan hidup hewan-hewan tersebut nekad menyerang sayuran yang ditanam petani disekitar kawasan,"ujarnya. Lahan yang diserang oleh hewan tersebut tidak pandang bulu tanaman yang belum berbuah tidak jarang dijarah oleh hewan. Hewan tersebut menyerang tidak mengenal waktu, bisa ! siang atau malam, tergantung dengan kapan makanan dibutuhkan. "Kami seringkali mendapat laporan dari masyarakat yang lahanya diserang. Upaya pencegahan yang dilakukan warga masih bersifat tardisional seperti menjaga ladang, memasang jebakan. Karena kawasan tersebut masuk pada taman nasional jadi hewan yang didalamnya juga harus dilindungi,"jelasnya. Hendaknya masyarakat dalam memasang jebakan harus lebih hati-hati. Pasalnya pihaknya pernah mendapat laporan bahwa sudah sering masyarakat terjebak dengan perangkap yang dipasang untuk menangkap hewan. "Sudah lima kali orang terperangkap beruntunya warga yang terperangkap tidak sampai tewas. Antisipasi jangka panjang kami juga telah menanam pohon. Sebagian pohon menghasilkan buah yang disukai hewan tersebut. Tentunya langkah kami baru bisa di nikmati sekitar 5-10 tahun lagi,"kata Untung Suprapto. (oh/bun)

indoalert_iconbaca selengkapnya di radar solo

Blog Archive