INDOALERT!

::agregat berita bencana dan kedaruratan::

INDONESIAGA!, daily updated Indonesia alert map
PETUNJUK PENGGUNAAN PETA: klik mouse kiri dua kali untuk zoom-in, klik mouse kanan dua kali untuk zoom-out. Klik marker pada peta dan klik tanda plus (+) untuk melihat deskripsi. Click-and-drag untuk menggeser peta atau gunakan tool navigasi di pojok kiri atas.

Thursday 4 December 2008

Indonesia Coba Ambil Alih Pasar Tekstil China [nttonlinenews]

Jakarta, NTT Online - Indonesia berusaha bersaing dengan China untuk mengisi pasar Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Jepang, Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu usai menghadiri acara pembekalan Presiden kepada peserta kongres Persatuan Wanita Republik Indonesia (Perwari) di Istana Negara, Jakarta, Kamis, mengatakan nilai ekspor tekstil Indonesia pada 2009 belum tentu menurun karena ada pengalihan permintaan dari China ke Indonesia. Menurut Mari, saat ini sudah ada minat relokasi produksi dan sumber membeli barang dari China ke Indonesia dan Vietnam karena pengaruh kondisi perekonomian dan tenaga kerja di China.

"Kita potensi bersaing dengan China, tapi tetap harus ada upayanya," ujarnya. Mari menjelaskan, saat ini mata uang China cenderung menguat sedangkan Rupiah melemah sehingga membuka kemungkinan persaingan. Selain itu, Mendag menambahkan, sebelum terjadinya krisis keuangan global pun ongkos tenaga kerja di China sudah naik dan ada masalah peraturan tenaga kerja yang dianggap menyulitkan.

"Sehingga, sudah banyak minat relokasi dari China ke tempat lain untuk produksi maupun sumber untuk membeli barangnya. Itu larinya ke Indonesia dan Vietnam. Jadi, ini peluang," tutur Mari. Mendag menambahkan, Indonesia sudah berpromosi untuk meraih peluang tersebut. Pasar TPT yang mungkin diambilalih Indonesia dari China, menurut Mari, adalah pasar terbuka di Jepang yang bea masuknya nol persen. Selain itu, meski permintaan TPT di AS dan Eropa menurun, Mari mengatakan, pasar yang tadinya diisi oleh China itu masih dapat diraih oleh Indonesia.

Menanggapi proyeksi Bank Dunia tentang penurunan perdagangan internasional pada 2009, Mendag mengatakan, pemerintah Indonesia sudah mengantisipasi hal tersebut. "Paruh pertama 2009 itu pasti berat untuk semua negara, termasuk Indonesia. Saya belum bisa mengeluarkan angka dampak penurunan ekspor tahun depan, kami internal pemerintah masih rapat terus untuk melakukan revisi," jelas Mari. antara

indoalert_iconbaca selengkapnya di nttonlinenews

Blog Archive