Bangkok ( Berita ) : Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva Selasa mengusulkan pembentukan satu forum wilayah untuk mengatasi imigran gelap, setelah adanya tuduhan-tuduhan bahwa militer Thailand melakukan penganiayaan terhadap kelompok pengungsi itu.
Isyarat Abhisit itu terjadi setelah Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa Bangsa (UNHCR) menyatakan keprihatinannya terhadap nasib 126 manusia perahu dari Myanmar, yang ditahan di Thailand, karena penguasa menolak memberikan tempat kepada mereka.
"Perundingan-perundingan di kementerian luar negeri membahas apakah UNHCR akan mengundang empat negara, yakni India, Bangladesh, Myanmar dan Thailand, guna membicarakan masalah ini dalam kerangka kerja empat negara," kata Abhisit kepada para wartawan di parlemen.
Badan pengungsi PBB pekan lalu secara resmi meminta akses kepada kelompok tersebut setelah adanya laporan-laporan, bahwa Thailand telah melepaskan lebih dari 1.000 anggota suku minoritas Rohingya Muslim ke laut lepas dengan kapal-kapal yang berperlengkapan kurang, termasuk sedikitnya bekal barang-barang kebutuhan.
Kitty McKinsey, wanita jurubicara UNHCR untuk Asia, mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya tidak pernah mendapat tanggapan dari pemerintah Thailand mengenai permintaan mereka.
Sebaliknya, militer Thailand membantah mengetahui keberadaan 126 pengungsi itu, yang dilaporkan ditemukan di tengah laut dan di bawah ke pantai oleh pihak militer. Tuduhan-tuduhan penganiayaanmengemuka pada awal bulan ini, setelah hampir 650 Rohingya diselamatkan di lepas pantai India dan Indonesia. Ratusan manusia perahu hingga kini diduga masih hilang di laut.
Pada pekan lalu, sekretaris tetap kementerian luar negeri Thailand, Virasakdi Futrakui bertemu dengan para dutabesar dari Myanmar, India, Bangladesh, Indonesia dan Malaysia untuk membahas dan menyepakati perundingan-perundingan selanjutnya.
Sementara itu, Abhisit mengatakan, pemerintah kini sedang menyelidiki tuduhan-tuduhan CNN bahwa foto-foto mengenai manusia perahu yang didapat menunjukkan adanya para pejabat keamanan Thailandyang sedang menyeret para pengungsi ke laut, sebelum melepas mereka dan membiarkan mereka.
Tetapi dia mengatakan, banyak bukti-bukti lain yang menunjukkan adanya penganiayaan terhadap para pengungsi itu. "Ada banyak bukti dan ada banyak foto yang menunjukkan bagaimana kami menangani mereka," katanya. ( ant/afp)
baca selengkapnya di beritasore