INDOALERT!

::agregat berita bencana dan kedaruratan::

INDONESIAGA!, daily updated Indonesia alert map
PETUNJUK PENGGUNAAN PETA: klik mouse kiri dua kali untuk zoom-in, klik mouse kanan dua kali untuk zoom-out. Klik marker pada peta dan klik tanda plus (+) untuk melihat deskripsi. Click-and-drag untuk menggeser peta atau gunakan tool navigasi di pojok kiri atas.

Thursday 19 February 2009

Menhut Tinjau Lokasi Kebakaran Lahan Di Aceh [beritasore]

Banda Aceh ( Berita ) : Menteri Kehutanan (Menhut) MS Kaban akan meninjau lokasi kebakaran lahan gambut di Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Jaya.

Didampingi Gubernur NAD Irwandi Yusuf, Menhut bersama rombongan melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar, Kamis [19/02] , menuju lokasi kebakaran.

Keberangkatan Menhut setelah mengunjungi waduk Keuliling di Indrapuri Kabupaten Aceh Besar dan membuka Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Partai Bulan Bintang (PBB) di Hermes Palace.

Menurut Gubernur Irwandi Yusuf, langkah yang diambil Pemerintah Aceh untuk menangani kebakaran lahan gambut di wilayah pesisir barat Aceh itu, selain berkoordinasi dengan Departemen Kehutanan juga akan membuat parit di sekitar lokasi kebakaran untuk menghambat penyebaran api.

"Kita juga harus memperhatikan kontur tanah, tapi yang paling penting api harus diminimalisir," kata Irwandi disela kunjungan ke waduk Keuliling di Kabupaten Aceh Besar. Menurut data Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) NAD, lahan gambut yang terbakar sekitar 100-150 hektar namun berada di luar areal hutan.

Kepala Dishutbun NAD Haniffah Affan mengatakan, titik api (hot spot) terbesar berada di perbatasan Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Jaya. Ia mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim ahli di antaranya tim ahli pemetaan untuk memetakan wilayah dan membuat parit.

Kebakaran lahan gambut di Aceh Barat dan Aceh Jaya telah menyebabkan ratusan hektar lahan termasuk perkebunan warga dan perkebunan kelapa sawit bantuan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias rusak parah. Kebakaran juga menimbulkan kabut asap yang mengganggu jarak pandang di lokasi yang dekat dengan pemukiman warga.

Masyarakat Perlu Dididik Olah Lahan Gambut

Menteri Kehutanan (Menhut) MS Kaban mengatakan, masyarakat perlu dididik untuk mengolah lahan gambut karena lahan tersebut merupakan ekosistem yang sangat rentan dan mudah terbakar.

"Kita perlu mengedukasi masyarakat. Warga harus paham keseimbangan airnya karena dengan gesekan saja lahan gambut bisa terbakar," kata Menhut disela-sela kunjungan ke waduk Keuliling di Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, Kamis.

Menhut didampingi Gubernur NAD Irwandi Yusuf serta Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Haniffah Affan, mengunjungi waduk Keuliling yang merupakan salah satu proyek yang akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (23/2) mendatang.

Menhut mengatakan, untuk menangani kebakaran lahan gambut di Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Jaya, usaha pemadaman yang akan dilakukan berupa injeksi air ke lahan gambut. "Kita akan bawa alat suntik air, tapi harus diketahui dulu kedalaman airnya," tambah Menhut.

Kebakaran yang terjadi pada lahan gambut seluas 100-150 hektar tersebut diduga akibat pembukaan dan pembersihan lahan yang dilakukan warga dengan cara membakar. "Kebakaran itu bagian dari perilaku masyarakat yang harus diubah," kata Menhut.

Sementara itu, Gubernur Irwandi Yusuf mengatakan kemungkinan akan dibuat parit di sekeliling lahan yang terbakar untuk menghambat penyebaran api. Menhut dan Gubernur Irwandi Yusuf dijadwlakan juga akan meninjau lokasi kebakaran di Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Jaya.

50 Hektar Ludes

Sekitar 50 hektare lahan kelapa sawit di Kecamatan Arongan sudah ludes terbakar dan diperkirakan 450 ha lainnya terancam karena kebakaran lahan gambut yang terjadi beberapa hari lalu di kawasan itu hingga kini terus meluas.

Juru bicara Pemkab Aceh Barat, Armei Kandi yang dihubungi di Meulaboh, Kamis [19/02] , mengatakan kebakaran lahan gambut di Kabupaten Aceh Barat sejak Senin (16/2) hingga kini terus meluas dan telah menyebabkan sebagian perkebunan sawit rakyat musnah.

Ia menyebutkan, luas tanaman kelapa sawit di lahan gambut itu luasnya mencapai 500 hektare yang merupakan bantuan Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) NAD-Nias untuk masyarakat korban korflik dan tsunami.

Setiap kepala keluarga mendapat jatah satu hektare dan kini pohon kelapa sawitnya sudah berumur 1,5 tahun.

Armei mengatakan Pemkab Aceh Barat sudah mengerahkan armada pemadam kebakaran untuk mematikan api, namun belum berhasil.Untuk mengantisipasi agar kebakaran tidak meluas, masyarakat secara bergotong-royong membersihkan batas parit agar api tidak menjalar ke pohon kelapa sawit lainnya, katanya.

Dikatakannya, dari investigasi yang dilakukan masyarakat dan pemerintah setempat, belum diketahui sumber api tersebut. Musibah kebakaran juga terjadi di Kecamatan Djohan Pahlawan. Ratusan kepala keluarga (KK) dilaporkan sudah mengungsi.

Bahkan, katanya, barak yang untuk menampung sementara para pengungsi sudah terbakar, sehingga mereka terpaksa pindah ke daerah yang lebih aman.

Dikatakannya, masyarakat tidak bisa berbuat banyak untuk membantu memadamkan api, karena asapnya cukup tebal. "Masyarakat hanya bisa melihat dari jarak sekitar 200 meter. Jadi tidak bisa mendekat, karena asapnya cukup tebal," kata Armei Kandi. ( ant )

indoalert_iconbaca selengkapnya di beritasore

Blog Archive