INDOALERT!

::agregat berita bencana dan kedaruratan::

INDONESIAGA!, daily updated Indonesia alert map
PETUNJUK PENGGUNAAN PETA: klik mouse kiri dua kali untuk zoom-in, klik mouse kanan dua kali untuk zoom-out. Klik marker pada peta dan klik tanda plus (+) untuk melihat deskripsi. Click-and-drag untuk menggeser peta atau gunakan tool navigasi di pojok kiri atas.

Monday 26 January 2009

Otonomi Daerah Belum Mampu Sejahterakan Rakyat [beritasore]

Kupang ( Berita ) : Sekitar delapan tahun Lembata berdiri menjadi sebuah daerah otonom baru di Nusa Tenggara Timur (NTT) setelah berpisah dengan kabupaten Flores Timur, namun pemerintahan setempat belum mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

"Sejak Indonesia merdeka sampai Lembata berdiri menjadi sebuah daerah otonom, kehidupan masyarakat desa tetap saja tidak mengalami perubahan. Sarana dan prasarana jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan daerah kami di selatan Lembata, sampai sekarang belum juga tersentuh aspal," kata Kepala Desa Leba Ata, Hendrikus Keraf, Senin [26/01].

Ia melukiskan keadaan tersebut karena untuk mencapai Lewoleba, ibukota Kabupaten Lembata, harus menempuh perjalanan selama lebih dari tiga jam akibat buruknya badan jalan yang belum pernah tersentuh aspal sejak Indonesia merdeka.

"Jika 70 km jalan yang mengubungkan kampung kami dengan Lewoleba dapat diaspal, kita hanya membutuhkan waktu satu jam saja," katanya dan menambahkan, buruknya sarana dan prasarana jalan tersebut mengakibatkan komoditi hasil pertanian rakyat sulit untuk dipasarkan.

Seperti disaksikan ANTARA beberapa waktu lalu ketika berkunjung ke Kecamatan Atadei, untuk mencapai ibukota kecamatan itu harus melalui jalan yang berlubang-lubang.

"Masyarakat desa melakukan swadaya untuk menutup lubang-lubang jalan itu dengan tanah. Tetapi, ketika musim hujan tiba, lubang-lubang jalan itu kembali menganga," kata Keraf melukiskan keadaan di wilayah selatan Lembata.

Wilayah selatan Lembata seperti di Kecamatan Atadei merupakan kawasan pertanian yang sangat subur, namun masyarakat petani setempat sulit untuk memasarkan hasil-hasil pertanian karena jarangnya sarana transportasi menyusul buruknya badan jalan tersebut. "Kendaraan yang melintas di jalur jalan ini penuh dengan perhitungan, karena sebagian onderdilnya pasti akan rusak," ujarnya. "Kami kami punya daerah otonom sendiri, tetapi kehidupan masyarakat kami di pedesaan tetap tidak mengalami perubahan apa-apa," katanya menambahkan.

Mereka mengharapkan pemerintahan Bupati Lembata, Andreas Duli Manuk dapat memperhatinkan sarana dan prasarana jalan untuk membuka isolasi di wilayah selatan agar masyarakat petani dapat memasarkan hasil pertaniannya dengan baik. ( ant )

indoalert_iconbaca selengkapnya di beritasore

Blog Archive